penggunaan internet akhir akhir ini meingkat tajam. terutamanya media sosial. facebook misalnya yang menjadi media sosial terbesar dunia saat ini. jutaan manusia mengakses facebook setiap hari. mengutip dari kompas.com , dari total populasi Indonesia sebanyak 265,4 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 130 juta dengan penetrasi 49 persen. namun, banyaknya penggunjung media sosial tidak di imbangi dengan kesadaran akan etika ber media sosial terutama di kalangan young netizen (netizen muda).
beberapa hari yang lalu, di suatu siang yang cerah di bulan ramadhan, saat saya sedang berselancar di facebook saya menemukan sebuah postingan menarik dari seorang netizen. seperti inilah postingan nya.
walaupun postingan nya cuma sendal jepit, tapi ada sesuatu yang menarik perhatian. apa itu? apa lagi jika bukan para young netizen yang berkomentar. mari kita lihat bagaimana komentar nya.
klik 2
lihatlah cara young netizen ini berkomentar, badword berseliweran di tengah tengah bulan ramadhan.
uniknya, kebayankan dari mereka langsung menginjak kolom komentar dan mengetik kata kata badword tanpa berfikir lebih panjang, apa tulisan di sandal itu. ya, jika di lihat sekilas postingan di atas mirip seperti postingan "khusnul khotimah" yang selalu di akhiri dengan ketik amin dan minta like.
satu hal yang di bukitkan postingan ini, kebanyakan young netizen tidak mampu berfikir dan langsung meng-klik komentar dan berkomentar seenak jidat jika dia lihat sesuatu yang mereka anggap salah.
klik 6
diantara orang-orang yang bersumbu pendek diatas, ada juga orang-orang yang masih mempunyai pikiran yang berfungsi dengan baik dan sehat. namun sayang, jumlah nya lebih kecil dari orang-orang yang tak berfikir.
padahal, saya yakin yang memposting cuma berniat "memancing young netizen" dengan mengukir kalimat arab di sandal yang jika di artikan kedalam bahasa indonesia adalah Kanan dan kiri.
mengapa para young netizen ini seperti ini?. ini adalah pertanyaan besar. lalu, siapa yang salah? lembaga pendidikan yang gagal menerapkan kurikulum 2013 yang katanya menerapkan pendidikan budi pekerti? atau orang tua yang terkesan abai dengan anak anaknya?.
tak ada yang bisa di salahkan dan tak ada yang bisa di benarkan. karena memang mundurnya etika dan moral ber media sosial para netizen ini memiliki penyebab yang kompleks. mereka yang diabaikan orang tua, kemudian terbawa arus kelompok sosial yang menyebabkan mereka mengabaikan para pendidik mungkin menjadi salah-satunya, mungkin saja.
klik 7
yang menarik di sini adalah, saya menemukan postingan ini di sebuah grup yang lumayan besar dengan anggota yang berasal dari seluruh indonesia
268.104 anggota dengan rentang usia 14-23 tahun dan berasal hampir dari seluruh daerah di indonesia.
nampaknya, masalah etika bermedsos ini bukan masalah satu atau dua kota, tapi mungkin masalah di indonesia.
mulai dari sekarang, jangan asal pijit komentar. karena dampaknya terkadang memalukan. seperti postingan di atas, berkat sandal capit bertulisakan huruf arab, banyak orang yang menampilkan kebodohan nya di depan umum.
terakhir, di sini saya hanya mencurahkan pemikiran saya yang sederhana. jika anda punya argumen yang lebih baik, bagilah di kolom komentar.
klik 1