bulan ramadhan, adalah bulan yang penuh dengan amalan ibadah. katanya, setiap ibadah yang kita lakukan akan di ganjar lebih besar dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. seiring dengan itu, biasanya anak anak "jaman Now" selalu meng-update apa yang di lakukan nya, termasuk ibadah. dan muncul lagi himbauan dari sekelompok yang lain untuk jangan mem-publikasi ibadah ke sosmed. nah, sekarang mari kita lihat dari sudut yang anti mainstream.
menarik memang, karena sejak dari tanggal satu ramadhan kedua golongan manusia (yang mempublikasikan ibadah dan mem-privasi-kan ibadah) ini muncul. lantas, terjadi lagi konflik pemikiran. apakah yang di lakukan pengurus DKM masjid yang ber-tadarus dengan menggunakan speaker toa, atau pengajian yang di siarkan di speaker toa hingga suaranya terdengar seluruh kampung termasuk mempublikasikan ibadah?
klik2
saya mengutip dari blog tetangga:
"Al Abbas bin Abi Muthalib berkata: "Sembunyikan amal ibadah kita kecuali dalam rangka syiar atau amal ibadah tsb termasuk syiar seperti adzan, shalat 5 waktu berjamaah di masjid bagi laki2, shalat jumat, shalat id, atau dalam rangka berdakwah kita perlihatkan sedekah kpd anak kita agar dia termotivasi. Namun jika itu bukan syiar dan itu bukan dalam rangka berdakwah atau menolak fitnah, maka hukum asalnya kita sembunyikan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda dalam hadits yg dikeluarkan oleh Imam Al Khatib dalam kitab Tarikh nya: "Barangsiapa di antara kalian yg mampu menyembunyikan amal ibadanya yg mampu merahasiakan amal ibadahnya maka lakukanlah rahasiakan amal ibadah tersebut."
(http://bloginmynote.blogspot.co.id/2015/05/pentingnya-menyembunyikan-amal-ibadah.html).
meraik sekali, sang penulis menuturkan bawha tak semua ibadah wajib di sembunyikan. ibadah yang di lakukan dalam rangka syiar sebaiknya jangan di sembunyikan. diantaranya adzan, shalat berjamaah, dan ibadah yang dilakukan dalam rangka da'wah. hingga, kesimpulan saya, apa yang di lakukan DKM masjid itu bukan termasuk mempublikasikan ibadah.
namun, bagaimana dengan yang di lakukan anaka-anak "jaman now" yang meng-update ibadahnya ke medsos?
klik3
ya, pasti anda sering melihat foto wanita pake mukena dnegan caption "terawih pertama lancar" atau status facebook "alhamdulilah, puasa hari ini lancar". apa itu termasuk publikasi ibadah?.
mari kita sedikit berfikir kritis. ingatkah kamu dengan hadis " عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ"
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).
saya juga mengutip lagi dari web tetangga:
" Imam Bukhari menyebutkan hadits ini di awal kitab shahihnya sebagai mukadimah kitabnya, di sana tersirat bahwa setiap amal yang tidak diniatkan karena mengharap Wajah Allah adalah sia-sia, tidak ada hasil sama sekali baik di dunia maupun di akhirat. Al Mundzir menyebutkan dari Ar Rabi’ bin Khutsaim, ia berkata, “Segala sesuatu yang tidak diniatkan mencari keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla, maka akan sia-sia”.
(https://muslim.or.id/21418-penjelasan-hadits-innamal-amalu-binniyat-1.html)
seperti hadis dan kutipan diatas, jika anda mempublikasikan ibadah anda di medsos dengan niat memotivasi orang agar ikut ibadah, insya Allah itu akan menjadi suatu kebaikan bagi anda. namun, jika niatnya mencari pujian dan menambah fllowers, selamat, anda telah melakukan hal yang sia sia.
klik4
saya juga menemukan ayat yang menarik menyangkut kebiasaan ini.
دْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ [النحل: 125
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
mengutip dari blog tetangga lagi, bentuk dakwah itu ada bebrapa macam, diantaranya dengan hikmah dan al- mau'idzah al-hasana (pelajaran yang baik).
(http://istimroor-belajar.blogspot.co.id/2012/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html)
klik5
tak ada salanya dengan mempublikasikan ibadah, selama itu dalam rangka mengajak manusia kejalan tuhan.
walau bagaimanapun juga, manusia mempunyai sifat peniru (imitasi). apa lagi dengan idolanya. apa yang idolanya lakukan pasti di tiru juga. jika kebetulan anda adalah idola banyak orang, maka ajaklah orang-orang di sekitar anda dengan hikmah dan mau'idzah hasana kepada jalan yang benar.
kesimpulan nya, semua perbuatan itu tergantung pada niatnya. termasuk dalam urusan mempublikasikan ibadah. jika kita berniat baik dengan mempublikasikan apa yang telah kita lakukan, insya Allah kita akan mendapat suatu kebaikan.
tak ada yang salah dengan menyembunyikan atau mempublikasikan ibadah. yang salah adalah yang tidak ber ibadah.
terakhir, di sini, saya hanya berusaha mencurahkan pemikiran saya yang begitu sedehana. jika anda punya pendapat lain, dan argumen yang lebih kuat, bagilah di kolom komentar yang ada di bawah ini. karena sebagai manusia, kita wajib saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenran.
klik1