Hlal dan penentuan awal bulan komariyah

hai pemirsa taufik network.blogspot.com
pada saat penentuan awal ramadhan dan 1 syawal, kementrian agama selalu melihat hilal.
seperti penentuan 1 syawal, jika pada tanggal 28 hilal terlihat, berarti besoknya lebaran (1 syawal) dan jika belum terlihat berarti lusanya baru lebaran









METODE MENENTUKAN AWAL BULAN KOMARIYAH
dilakukan dengan 2 cara yaitu rukyat (melihat) dan hisab (meng hitung)
Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis. Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.
Perlu diketahui bahwa dalam kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat, bukan saat tengah malam. Sementara penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan (visibilitas) bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 atau 30 hari.
contoh hasil pengamatan kedudukan hilal


HILAL ITU APA ?
HILAL adalah bulan sabit muda yang pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah dekatmatahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam. Biasanya hilal diamati pada hari ke-29 dari bulan Islam untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum. Hilal juga merupakan bagian dari fase - fase bulan.


posisi bulan dari hari ke hari


MENGAPA HARUS MELIHAT HILAL ?
(gambar hilal)
firman Allah s.w.t.
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.” (QS. Al Baqarah: 185)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ لَيْلَةً ، فَلاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلاَثِينَ
Apabila bulan telah masuk kedua puluh sembilan malam (dari bulan Sya’ban, pen). Maka janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal. Dan apabila mendung, sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi tiga  puluh hari.”

jadi berdasarkan dalil dan hadis diatas lah mengapa uamat islam harus melihat hilal untuk menentukan awal bulan.
TEMPAT DAN WAKTU MELIHAT HILAL

waktu melihat hilal biasanya menjelang adzan magrib pada tanggal 29 bulan komariyah
tempat untuk melihat hilal biasanya di tempat yang ditak ada yang menghalangi pandangan ke ufuk sebelah barat. contohnya di pinggir pantai, tempat tinggi, dan sebagainya.